Senin, 10 Januari 2011

Aku Menangis untuk Adikku Enam Kali

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
———-

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku.

Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. “Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!” Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!”

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? … Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”
Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.”

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik…hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!”

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”
Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, “Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!”

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?”
Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, “Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…”
Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu..”
Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”
Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?”
Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!” “Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.”

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. “Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Minggu, 09 Januari 2011

Manfaat Rokok

Siapa bilang rokok gak ada manfaatnya. Saya yakin Anda sering membaca tulisan dan peringatan-peringatan tentang bahaya merokok. Jika Anda sudah tahu segeralah Berhenti, …… Berhenti Membaca….

Manfaat Rokok di antaranya:

1. Mendukung program pemerintah dalam menekan (mengurangi) jumlah penduduk

Berikut data-data yg dilansir WHO:
- Setiap Menit, 60 Orang Mati Karena Rokok
- 100 juta kematian tercatat akibat tembakau pada abad ke 20 lalu. Jika tren ini terus berlanjut, akan ada kenaikan hingga satu miliar kematian pada abad ke-21.
- di Indonesia terjadi 1.174 kematian perhari akibat asap rokok



2. Bisa menjadi batu loncatan utk karir yg lebih tinggi. (dr perokok berpotensi jd alkoholic, narkoba, dsb). 

Peneliti kesehatan dari Universitas Indonesia, Rita Damayanti berujar rokok adalah pintu gerbang menuju perilaku yang lebih berisiko. “Rokok adalah batu loncatan (stepping stone) untuk mengambil risiko yang lebih besar,” tuturnya. Menurut data penelitian Rita, orang yang pernah merokok akan berisiko 13 kali menenggak alkohol, 7,03 kali berhubungan seks pranikah, dan 1,3 kali kecanduan narkoba.


3. Mempercepat proses kerja birokrasi pemerintah

Sudah sangat lazim kalo birokrasi di Indonesia terkenal ruwet dan lama.. idiom yg dianut aparat birokrasi adl: Klo bisa diperlambat, kenapa harus dipercepat…
Tapi semua itu akan berubah drastis ketika ada yg namanya: “uang rokok”. Segala urusan birokrasi seperti bikin KTP, SIM ato ngurus surat/administrasi di Kantor2 dinas, ato ketika ditilang, prosesnya akan cepat dan mudah bila ada “uang rokok”.

4. Mengurangi (jumlah) orang miskin. 

Lebih dar 50% perokok berasal dr kalangan menengah ke bawah (miskin). Dan rata-rata orang miskin membelanjakan lebih dari 25% penghasilannya utk konsumsi rokok. Jika makin banyak orang miskin yg merokok, maka jumlah orang miskin makin berkurang
(karena makin cepat mati).


5. Bisa membentuk Partai Perokok Indonesia dan memenangkan PEMILU. 

“Sekitar 31,4 persen atau 62,8 juta jiwa penduduk Indonesia adalah perokok,” ungkap Tjandra Yoga Aditama, dokter ahli paru-paru dari Rumah Sakit Persahabatan. Bila perokok indonesia bikin partai akan bisa memenangkan pemilu, karena sekitar 31% penduduk indonesia adalah perokok… Banding kan dg juara PEMILU 2004 Lalu, Partai GOlkar hanya meraih sekitar 22% suara pemilih Indonesia.

Minggu, 02 Januari 2011

8 Manfaat Mempunyai Wajah Kurang Ganteng


Tenang semua itu ada hikmahnya kok, yah begitulah nasihat yang seharusnya diberikan pada orang-orang yang wajahnya "kurang baik alias gak tampan" (saya termasuk kali hehe). karena gak semua orang gak tampan itu dirugikan,, nah supaya kita bersyukur atas kejelekan wajah kita ini 8 keuntungan menjadi orang yang gak tampan..
 

Saya rasa tidak ada orang yang ingin dilahirkan jadi orang jelek karena semua ingin lahir dengan rupa yang baik dan setelah besar tumbuh dan berkembang menjadi orang yang cakep yaitu kalau laki-laki itu ganteng dan kalau perempuan itu cantik. Tapi apa mau dikata kita tidak bisa memilih dan penampilan merupakan anugerah dari Sang Maha Kuasa.

Sebenarnya orang yang memiliki wajah atau penampilan yang relatif jelek itu tidak selalu membawa berkah karena semua ada hikmah atau keunggulan tertentu yang belum tentu bisa diraih oleh orang yang berpenampilan relatif baik. Diantaranya yaitu :

1. Tidak Banyak Gangguan Untuk Mengembangkan Diri
 
Orang yang berwajah jelek dan biasa saja punya banyak waktu luang untuk pengembangan diri karena tidak banyak gangguan dengan pacaran, dikejar penggemar, digoda lawan jenis, ditawari jadi foto model, kerja part time yang mengumbar kelebihan fisik, dan berbagai gangguan lain akibat keunggulan fisik. Terdapat waktu banyak untuk belajar dan berkarir labih serius untuk mempersiapkan masa depan yang akan dijalani nanti.

2. Tidak Mengalami Patah Hati Yang Serius
 
Kalau selama remaja tidak memikirkan masalah pacaran maka tidak mungkin ada rasa sakit hati karena diputuskan pacar, dikhianati pacar, rasa cemburu buta, dan lain sebagainya. Paling-paling hanya iri sama orang lain karena jomblo dan cemburu karena lawan jenis yang kita suka mesra dengan orang lain.

3. Mendapat Jodoh Yang Serius Dan Baik
 
Jika serius menggarap masa depan dan akhirnya mendulang sukses, pintar serta kemapanan maka tidak mungkin jodoh akan datang sendiri karena dari sisi bobot bibit bebet terpenuhi bobot dan bebet. Dengan kondisi sukses maka orang jelek bisa memperbaiki penampilan diri dengan uang yang melimpah sehingga memperbesar mendapat pasangan yang berkualitas baik. Tetapi jangan terlalu mengharap yang high quality karena cukup pandai dan baik saja itu sudah cukup untuk membentuk keluarga yang bahagia. Tidak perlu dapat jodoh yang cakep di fisik saja karena justru bisa menimbulkan masalah jika orang itu tidak memiliki itikad baik dan juga terlalu lugu / polos.

4. Lebih Bisa Menjaga Kesucian (Keperawanan / Keperjakaan)
 
Orang yang jelek / biasa yang memiliki iman yang kuat kurang dilirik lawan jenis untuk diajak melakukan seks bebas sehingga banyak terhindar dari perbuatan dosa, dari pergaulan bebas yang salah jalan, dari pengaruh ajakan narkoba, rokok, minuman keras, dsb. Setelah dewasa pun akan punya rasa percaya diri dan nilai lebih dari orang yang terjerumus pergaulan sesat. Orang yang jelek atau biasa saja bisa juga terjerumus jika tidak punya iman hanya sebagai orang yang diperalat oleh lawan jenis untuk pemuas nafsu, pemorotan uang, dll. Yang pasti setelah dewasa dan sadar orang jelek / biasa akan lebih menyesal dari yang berpenampilan oke.

5. Punya Banyak Kesempatan Untuk Mencengangkan Orang Lain
 
Orang yang mukanya biasa ke bawah biasanya kurang diperhitungkan dan dianggap masa depan akan biasa-biasa atau di bawah standard. Namun jika serius menggarap masa depan dan berhasil maka orang yang menganggap rendah kita akan tercengang hebat dan iri. Para lawan jenis pun dari yang acuh bisa berubah menjadi suka karena kepandaian dan kesuksesan yang telah diraih dengan kerja keras hasil banting tulang sendiri.

6. Minim Gangguan Setelah Berkeluarga
 
Orang yang memiliki muka yang jelek dan biasa umumnya kurang dilirik oleh pihak luar yang dapat menghancurkan koharmonisan rumah tangga yang sedang berjalan. Yang ada mungkin pihak luar yang hanya suka dengan harta yang dimiliki oleh keluarga itu. Dengan begitu bagi orang jelek / biasa yang pandai dan beriman, rintangan hidup semacam itu tidak akan diindahkan.

7. Meminimalisir Berbagai Tindak Kejahatan / Kriminalitas Seksual
 
Memiliki wajah yang dianggap bagus akan membahayakan kita ketika masih kecil dan remaja yang umumnya memiliki pemikiran yang polos. Ada banyak orang dewasa yang suka memangsa anak di bawah umur serta orang dewasa yang senang menjerumuskan pemuda pemudi abg ke lembah hitam. Memiliki anak yang secara umum dinilai cakep akan lebih membuat kita waswas karena akan lebih aktif dalam menarik rasa suka dari teman sebaya maupun yang lebih tua. Jika tidak diawasi dan dibekali dengan baik, masa depannya bisa hancur berantakan dalam sekejap.

8. Lebih Dihargai Karena Kemampuan Murni & Keimanan
 
Seseorang yang cerdas / pandai dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki serta memiliki keimanan yang baik di sisi agama sehingga memberikan sumbangsih yang besar bagi masyarakat umum akan jauh lebih dihargai oleh orang lain dan juga Tuhan. Berbeda dengan orang yang cakep secara fisik namun otaknya biasa dan perilakunya kurang baik di mata masyarakat. Mungkin orang segan kerena dia cakep tapi di belakang akan dicemoh. Orang jelek yang bodoh akan sangat berbahaya di masa depan, karena akan kalah bersaing dengan orang cakep yang bodoh. Tetapi orang jelek yang cerdas akan bisa memiliki ribuan anak buah yang cakep-cakep.

Angkot yang Keren di indonesia


 
 
The best Angkot di Indonesia kayaknya harus diberikan ke Kota Padang, yang belum pernah ke Padang , pastinya ga percaya kalau angkot2 disana itu banyak yang dimodifikasi. Soalnya orang Padang itu “pamiliah” (pemilih) angkot.Kalau Angkotnya jelek (biasa aja ga dimodifikasi) dan ga ada musik, ga ada penumpang yang mau naik.
Ingatan saya kembali ke masa lalu waktu masih sekolah di Padang. di kalangan anak sekolah, naik angkot jelek dan tidak dihias bisa kena sanksi sosial alias dicap tidak gaul. tidak dihias? yup. angkot-angkot di Padang merupakan seni. seni dekorasi dan seni marketing.
pertama, seni dekorasi. berdasarkan ingatan dan penglihatan saya saja, angkot yang pertama dihias hanya ditempel stiker superbesar di kaca belakangnya atau ditambah bumper di depannya yang dicat warna seronok. setelah itu merambah deh stiker-stiker itu ke kaca depan, kaca samping, bodi samping mobil, bahkan pelek. kalaupun tidak dipenuhi stiker, kacanya pun yang berwarna gelap, sehingga tampak lebih “mahal”. kadang gambar-gambar atau tulisan dekorasi itu bukan hanya stiker yang ditempel, tapi juga dicat!
 
 






 
 















angkot macam ini tidak lengkap tanpa sound system yg canggih. lagu-lagu di angkot hampir selalu bisa terdengar ke luar. bahkan dari jarak 50 meter. lagunya beragam dari dangdut, dangdut disko, lagu minang, minang disko, pop, rok, disko, alternatif, barat dan indonesia. anak sekolah umumnya cuma mau naik angkot dengan musik keren (maksudnya selain dangdut dan lagu minang). saya ingat seorang sopir angkot mengganti lagu minang yang sedang diputarnya agar anak sekolah mau naik. memang kalau ketahuan naik angkot yang lagi pasang lagu dangdut atau minang, rasanya malu. pernah juga seorang teman sok-sok berjoget mengikuti lagu dangdut di depan sebuah angkot yang ngetem. ternyata ia sedang meledek temannya yang ada dalam angkot itu. saya sendiri, terutama paling sebal kalau terjebak masuk angkot yang sedang memutar lagu Kutang Barendo. kayak gak ada lagu lain aja.kedua, seni marketing. entah sadar atau tidak, sopir-sopir angkot ini telah mengamalkan integrated marketing system yang mungkin tidak pernah dipelajarinya di bangku kuliah (bukannya meremehkan, tapi kalau mereka punya ilmu manajemen pemasaran, gak bakal jadi sopir angkot). karena penasaran, saya bertanya pada teman yang bapaknya pernah punya armada 12 biskota dan bis antar kota (fyi, yang dihias bukan hanya angkot minivan, tapi biskota juga). katanya memang sopir-sopir itu berinisiatif menghias bis mereka, karena didorong persaingan. menyetir bis dengan hiasan keren, ternyata merupakan prestise bagi sopir-sopir itu. lagipula, hiasan di bis toh berhubungan dengan jumlah penumpang. kalau ada dua bis ngetem; yang satu dihias dan yang satu tidak, maka penumpang akan memilih yang dihias. maka tersingkirlah orang-orang seperti uda saya itu yang masih berpikir kalau menghias angkot cuma added-value. menghias angkot adalah investasi.oh, ya, soal dekorasi, jangan bayangkan stiker-stiker yang memenuhi badan mobil itu adalah tulisan-tulisan seperti “susah senang berdua” atau “kutunggu jandamu”. beuhhh…! stiker superbesar atau hasil cat yang dipasang di kaca depan atau belakang angkot adalah bentuk logo produk-produk tertentu, walaupun banyak juga yang memasang nama anak. makanya, angkot-angkot itu jadi punya nama. dulu sobat saya si Rika itu punya angkot favorit tiap kali ke rumah saya (jaman dulu memang angkot yang keren cuma yang jurusan rumah saya), namanya OP (dari logo merek baju Ocean Pacific), dan kami pernah menunggu 2 jam untuk angkotnya itu, hanya untuk menemukan bahwa si sopir OP sedang memutar lagu dangdut akhirnya Rika memilih menunggu angkot yang lain yang lebih “keren” lagunya. saya juga ingat ada angkot yang memasang logo sendal jepit OGAN di kaca depannya. sudah kayak mobil F1, penuh logo-logo sponsor di badannya. anyway, sopir OP itu tahu tidak ya, kalau brand-nya sudah nancep di kepala si Rika. sama seperti penggemar kopi yang hanya mau beli Starbucks.dan seperti Starbucks yang diikuti oleh kafe-kafe semacamnya (itu tuh, kafe tempat ngopi atau ngedonat atau ngesandwich yang lebih menjual suasana; enak untuk dijadikan tempat ketemuan dan kongkow2), angkot keren yang dulunya cuma ada di jurusan rumah saya, sekarang sudah menular ke beberapa trayek lain. saudara sepupu yang saya sebut-sebut tadi, trayeknya jauh dari rumah saya, yang dulunya angkotnya memang standar seperti di Jakarta.dari segi dekorasinya juga udah berkembang. dulu cuma stiker-stiker dan cat serta musik. angkot sekarang sudah ada tivi, video klip, dan tema seperti di foto. apalagi biskota. dulu jaman saya sekolah, biskota memang sudah dihias juga, dengan musik superberisik. terakhir waktu saya ke kampus UNAND (kira2 tahun 2004), biskotanya sudah pakai tivi dan lampu bulat warna warni seperti di klub. untung penumpangnya tidak sampai dugem hehehe...saya hanya pernah melihat angkot macam ini di cilegon. di tivi juga saya pernah lihat, tapi itu di suatu kota di Sulawesi, saya lupa tepatnya. waktu saya cerita itu di rumah, kakak saya langsung nyeletuk, itu sopirnya pasti orang padang.” well well well, apa itu namanya? ekspansi? penciptaan trend? apa culture naik-angkot-harus-yang-keren sudah menular ke kota lain? sama seperti culture koran Kompas. tahu kan koran Kompas? teman saya yang pernah training di sebuah stasiun televisi cerita, waktu semua peserta training disuruh membawa koran, 2/3nya membawa Kompas.

Hanya di Indonesia yang Ada Begini


1. Hanya di Indonesia yang jual ES PANAS


2. Hanya di Indonesia anak majikan dianggap sebagai herder




3. Hanya di Indonesia binatang malu difoto ama manusia



4. Hanya di Indonesia orang bisa jadi polisi dan tukang becak dalam waktu yg bersamaan




5. Hanya di Indonesia ada anjing yang berani gigit ketua RT



5. Hanya di Indonesia Nokia mendistribusikan produk sendalnya




6. Hanya di Indonesia kasih sayang seorang ibu bisa kalah dengan kasih sayang seorang pembantu




7. Hanya di Indonesia ada orang yg curhat saat banjir




8. Hanya di Indonesia yang mempuyai kembaran Presiden US




9. Hanya di Indonesia ada yang bisa menyaingi KFC (Kentucky Fried Chicken)




10. Hanya di Indonesia yg memadukan IT dengan cara Tradisional



11. Hanya di Indonesia kita bisa nabung sembari makan bakso




12. Hanya di Indonesia ada Bis Kota yg bisa dimakan




13. Hanya di Indonesia supirnya ada yg bekas penulis puisi




14. Hanya di Indonesia ada minuman berdosa




15. Hanya di Indonesia orang dilarang untuk tidur di bawah mobil




16. Hanya di Indonesia ada yg jual switter




17. Hanya di Indonesia motornya bisa dinaiki lebih dari 5 orang





18. Hanya di Indonesia yang punya nama tempat seperti ini




19. Hanya di Indonesia kotak suratnya sebesar gini




20. Hanya di Indonesia ada larangan merokok seperti ini




21. Hanya di Indonesia ada cabang Starbucks Coffee buat kalangan bawah



22. Hanya di Indonesia yang pakai peringatan meyakinkan pembelinya seperti ini




23. Hanya di Indonesia ada asbak terbesar sejagat raya




24. Hanya di Indonesia bisa parkir seenaknya




25. Hanya di Indonesia ada saingan Mak Erot




26. Hanya di Indonesia Blackberry mengeluarkan produk sandalnya